Ancika Mehrunisa Rabu, biasa dipanggil Cik atau Cika. Apakah dia pacar Dilan? Betul, dia memang pacar Dilan setelah Milea. Kata Dilan, dia memacari Ancika waktu kuliah tingkat tiga, tepat saat Ancika masih kelas dua SMA. Kira-kira sekitar tahun 1996, artinya tiga tahun setelah Dilan putus dari Milea. Info ini semua ada di Novel Milea.
Memang Pidi Baiq enggak banyak cerita soal Ancika di novel Milea, karena novel ini lebih khusus bercerita tentang Dilan dan Milea. Selain itu Dilan ingin nanti Ancika sendiri yang cerita tentang dirinya dan perjalanan cintanya bersama Dilan, seperti yang dilakukan Milea sebelumnya.
Penasaran dengan sosok Ancika seperti apa? Beberapa kali Pidi Baiq kasih bocoran tentang sosok Ancika di twitnya. Katanya, Ancika memiliki rambut pendek gaes, kayak gini.
Rambutnya mirip-mirip model rambut Lady Diana. Dengan rambut cepak jadi terkesan tomboy ya.
Pidi Baiq hanya membuat satu ilustrasi Ancika ini saja. Kalau kamu mau membayang-bayangkan sosok Ancika, kurang lebih mirip seperti Steffi Zamora. Karena konon Steffi Zamora ini yang akan menjadi Ancika kalau cerita Ancika diangkat ke layar lebar.
Rupanya Ancika Mehrunisa Rabu ini cukup cuek terhadap masa lalu Dilan dan Milea. Ya, meski pernah cemburu-cemburu gitu wajarlah ya. Tapi kemudian Ancika bilang:
“Memang tidak banyak yang berhasil untuk lolos dari merasa cemburu. Tapi saya tidak tertarik untuk terlibat di dalam persaingan macam itu.”
Sikap yang keren ya gaes. Di saat kebanyakan cewek cemburu buta dengan mantannya pacar, Ancika memilih sewajarnya saja. Toh Dilan sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Milea. Lantas apa gunanya dia terlibat dalam persaingan yang dibuat dirinya sendiri?
Katanya lagi,
“Saya menyadari harus bisa menghargai kisah mereka, dan tidak berusaha mau ikut campur dengan semua urusan mereka di masa lalu. Harus dimengerti, ini bukan soal saya atau dia yang harus dipilih, saya gak ada di tempat dan waktu yang sama dengan mereka kan? Itu adalah dunia mereka, kehidupan mereka, jaman Dilan masih bukan milikku, bahkan aku belum mengenalnya sama sekali. Saya ingin tetap bersikap netral karena itu sederhana dan tidak rewel. Tetapi itulah cara saya bereaksi terhadap pasangan.”
Dari pernyataan Ancika itu kita dapat gambaran sikap Ancika terhadap hubungan masa lalu Dilan dengan Milea. Dia cukup bisa memakai logika untuk mengendalikan rasa cemburunya. Lagipula, sekarang Dilan sudah tidak mungkin memilih Milea lagi bukan?
Apalagi kata Dilan dalam puisinya,
“Cika ada di mana-mana. Cika juga di dalam kepalaku. Cika juga di dalam semua perasaan riangku.”
Kini dalam pikiran Dilan hanya ada Ancika.
“Ketika akhirnya aku bertemu dengan Cika, Aku hanya memikirkan dirinya. Aku ingin dengan Cika dalam sejuta tahun ke depan, di seluruh pelosok dunia, di semua harapan dan kenyataan. Sedangkan masa lalu harus tetap tinggal di masa lalu.”
Ditambah lagi kata Dilan,
“Membandingkan Lia dengan Cika adalah tindakan yang bodoh. Kebanyakan dari kita yang suka membanding-bandingkan adalah karena dia memiliki perasaan diremehkan atau ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya sendiri.”
“Setiap orang berbeda, itu pasti. Manusia sempurna adalah justru yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.”
Waktu terus berjalan gaes. Masa lalu biarlah tetap berada di sana, menjadi kenangan dan jejak perjalanan kita saja.
Sekarang pertanyaannya apakah Ancika juga akan bersuara lewat novel seperti Milea? Doakan saja semoga suaranya sampai ke kita.
Disclaimer: Persamaan warna foto katalog dengan produk asli mencapai 98%. Efek cahaya, kecerahan, kerapatan, dan resolusi layar memungkinkan terjadinya distorsi warna.