Judul : Mémoires de la Forêt:
Ferdinand Tikus Mondok dan Kenangan yang Hilang
Genre : Fiksi
Penulis : Mickaël Brun-Arnaud
Ilustrator : Sanoe
ISBN : 978-623-8371-43-3
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Halaman : 260/SC/Bookpaper
Harga : Rp88.000
SINOPSIS (BLURB)
Di Hutan Bellécorce, di celah sebuah pohon ek, Archibald Rubah menjalankan toko bukunya. Di sana, setiap hewan dapat menyimpan buku yang telah ditulisnya dan berharap buku tersebut akan dibeli seorang pembaca.
Suatu hari, Ferdinand Tikus Mondok mendatangi toko buku Archibald dengan putus asa karena ingatannya mulai memudar. Ferdinand mencari Memoar dari Dunia Lain yang ditulisnya bertahun-tahun lalu demi mengingat hal-hal yang telah dilakukannya beserta orang-orang yang dicintainya. Sayangnya, seorang pelanggan misterius baru saja membeli buku Ferdinand dan pergi entah ke mana ….
Dengan bantuan foto-foto lama, Archibald dan Ferdinand melacak jejak si pembeli sekaligus kenangan-kenangan Ferdinand dalam sebuah perjalanan di hutan.
TENTANG PENULIS DAN ILUSTRATOR
Tentang Penulis:
Seusai menimba ilmu di bidang psikologi, Mickaël Brun-Arnaud bekerja di rumah sakit selama 10 tahun untuk mendampingi pasien penderita Alzheimer dan gangguan neurodevelopmental. Setelah itu, dia menekuni usaha toko buku dan terjun penuh sebagai penulis. Karena panggilan jiwanya pada masa kecil adalah dunia manga, pada 2018 di Paris dia mendirikan toko Le Renard Doré yang khusus menjual buku-buku manga dan budaya Jepang.
Tentang Ilustrator:
Setelah mempelajari animasi dan mengenyam pengalaman di bidang grafis, Sanoe menekuni
profesi ilustrator. Karya pertamanya yang terbit adalah buku anak-anak Issunbôshi, le petit samouraï (nobi nobi!) pada Oktober 2016. Dia mulai memasuki dunia komik pada 2017 lewat buku berjudul La Grande Ourse (Soleil) bersama penulis naskah Elsa Bordier. Kolaborasi mereka berlanjut pada 2019 dengan terbitnya volume pertama seri Maléfices – Les contes d’Alombrar (Jungle).
GAMBARAN ISI BUKU DAN KONTEKS
Ferdinand Tikus Mondok kehilangan ingatan dan istrinya. Saat bermaksud mengingat-ingat apa yang terjadi dengan cara membaca ulang memoar yang pernah dia tulis, buku itu malah terjual di toko buku Archibald Rubah. Maka, dimulailah perjalanannya untuk melacak kenangan melalui foto-foto lama, dengan dampingan dari Archibald. Pada akhirnya, diketahui bahwa istri Ferdinand telah tiada dalam suatu tragedi memilukan, sedangkan Ferdinand sendiri berhasil bertemu dengan anaknya setelah terpisah 30 tahun.
SELLING POINTS
- Meraih nilai 4,8 di Amazon dan 4,53 di Goodreads
- Meraih penghargaan Dimoitou-Ouest-France 2022
- Meraih penghargaan Sorcières 2023 dalam kategori “cerita mini yang benar-benar menyenangkan” (“Carrément passionnant mini”)
- Meraih penghargaan Babelio Jeunesse 2022
- Mengangkat isu demensia (lupa) yang secara alami dapat diderita manusia dewasa melalui pendekatan yang hangat dan menarik (menggunakan karakter binatang)
- Penulis buku ini adalah perawat yang telah mendampingi pasien Alzheimer selama 10 tahun, menjadikan topik yang diangkat dalam buku ini terasa realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari
- Memuat ilustrasi yang mendukung isi cerita, menjadikan isi buku tidak monoton
KUTIPAN-KUTIPAN MENARIK
- Penjual buku yang baik membaca setiap buku yang ia jilid, ini masalah prinsip dan logika dasar!
- “Kakekku, Cornelius, selalu mengatakan bahwa kepedihan-kepedihan kecil kita adalah saksi pengalaman kita.”
- “Maafkan aku, Ferdinand, sungguh berat penyakitmu …. Yang bisa kukatakan kepadamu adalah bahwa kalian benar-benar jatuh cinta. Cinta kalian terhadap satu sama lain tak terkatakan dalamnya!”
- Karena penyakit Lupa Segala, Ferdinand telah menjadi semacam penjelajah waktu, berpindah dari masa ke masa dalam buku besar kehidupan.
- Namun, ketika ia melihat seekor binatang yang tertidur pulas di tepian sungai di samping setengah cangkang kenari, jantungnya mulai berdetak dengan takut-takut.
- Rousseau berkata dalam hati bahwa, pada akhirnya, ia jauh lebih beruntung daripada anak yatim piatu lainnya: dicintai bukan hanya oleh satu ibu, melainkan dua.
- Mendampingi penderita penyakit Lupa Segala berarti siap belajar untuk bersabar.
- Tidak ada yang bisa menggantikan ayah yang mengagumkan ini meskipun—saat salju pertama kali turun di Bellécorce nanti—Ferdinand tidak akan lagi ingat bahwa dirinya punya anak.